Renungan : “JADIKAN HIDUPMU SEBAGAI PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN”
Nats : KOLOSE 3 : 23
Surat
Paulus Kepada Jemaat di Kolose ini ditulis untuk mengemukakan ajaran Kristen
yang benar dan menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru
palsu pada masa itu. Inti dari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus
sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan ajaran-ajaran yang lainnya itu
hanya menjauhkan orang dari Kristus. Paulus juga menekankan bahwa
melalui Kristuslah, Tuhan menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Tuhan
menyelamatkannya. Harapan dunia untuk diselamatkan hanyalah melalui
bersatu dengan Kristus.
Bila berbicara tentang
hubungan atara pekerjaan dan ibadah, maka cara pandang orang Yahudi terhadap
pekerjaan dapat menjadi referensi yang baik untuk kita pelajari. Mengapa?
Selain karena tradisi kekristenan sendiri merupakan sebagian dari warisan
tradisi Yudaisme. Juga karena mereka memiliki etos kerja yang sangat positif.
Pekerja keras, ulet, tekun, perhitungan, dan maksimal dalam menggunakan semua
sumber daya. Di dalam tradisi orang Yahudi, Bekerja bukanlah sesuatu yang
biasa saja, karena bekerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan ibadah
mereka. Jadi semua pekerjaan mulai dari raja
atau pemimpin maupun bawahan yang paling rendah tingkatannya dianggap sebagai
suatu panggilan yang dari Tuhan. Dan ketidakseriusan dalam suatu pekerjaan
bukan hanya dianggap bersalah kepada raja atau pemimpin, tetapi terlebih kepada Tuhan.
Sebaliknya jika bekerja dengan sungguh-sungguh bukan hanya mendapat upah dari
sang tuan, melainkan upah yang dari Tuhan.
Merenungkan Kolose 3:23 ini, betul-betul menjadi suatu momentum
yang baik untuk kembali merenungkan keberadaan kita saat ini di hadapan Tuhan.
Terutama dengan perihal bagaimana cara kita menjalankan semua aktivitas kita
selama ini. Ketika rasul Paulus mengatakan bahwa “segala sesuatu” harus kita
kerjakan dengan sungguh-sungguh. Itu berarti bahwa seharusnya tidak satupun
aktivitas/pekerjaan yang boleh kita anggap remeh. Entah itu pekerjaan besar,
entah itu pekerjaan kecil. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus pun ia
berpesan “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (I Kor 10:
31). Jika perkara makan dan minum saja Tuhan meminta kita melakukannya dengan
sungguh-sungguh, apalagi pekerjaan yang menyangkut kehidupan banyak orang.
Pertanyaannya
bagi kita adalah: Lalu mengapa? Mengapa kita harus melakukan semuanya seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia? Untuk menjawab hal ini maka terlebih
dahulu saya mengajak kita kembali merenungkan arti dari ungkapan
“mempersembahkan hidup sebagai suatu persembahan” seperti yang dituliskan
Paulus dalam Rom 12:1-2. Ungkapan itu mengandung makna bahwa sesungguhnya
setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang sudah ditebus oleh Tuhan adalah
suatu yang sangat berharga! Dan semuanya akan menjadi suatu persembahan kepada
Tuhan. Artinya bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang baik maka itu akan
diperhitungkan sebagai suatu persembahan yang baik. Sebaliknya jika kita
melakukan sesuatu yang seadanya maka itu pun akan menjadi persembahan yang
seadanya kepada Tuhan. Masalahnya, Tuhan tidak pernah meminta kita mempersembahkan
sesuatu seadanya saja. Tetapi dengan segenap hati, segenap kekuatan, dan
segenap akal budi kita. Amin...
C. Pdt. Joki Manaek Manalu, S. Th
Calon Pendeta di HKBP Pakpahan
Ressort Pangaribuan, Distrik II Silindung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar