Selasa, 26 September 2017

RENUNGAN "Menjadikan Hidup Sebagai Persembahan Kepada Tuhan"

Renungan :JADIKAN HIDUPMU SEBAGAI PERSEMBAHAN KEPADA TUHAN
                                    Nats           :  KOLOSE 3 : 23

         Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose ini ditulis untuk mengemukakan ajaran Kristen yang benar dan menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu pada masa itu. Inti dari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Paulus juga menekankan bahwa melalui Kristuslah, Tuhan menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Tuhan menyelamatkannya. Harapan dunia untuk diselamatkan hanyalah melalui bersatu dengan Kristus.
            Bila berbicara tentang hubungan atara pekerjaan dan ibadah, maka cara pandang orang Yahudi terhadap pekerjaan dapat menjadi referensi yang baik untuk kita pelajari. Mengapa? Selain karena tradisi kekristenan sendiri merupakan sebagian dari warisan tradisi Yudaisme. Juga karena mereka memiliki etos kerja yang sangat positif. Pekerja keras, ulet, tekun, perhitungan, dan maksimal dalam menggunakan semua sumber daya. Di dalam tradisi orang Yahudi, Bekerja bukanlah sesuatu yang biasa saja, karena bekerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan ibadah mereka.  Jadi semua pekerjaan mulai dari raja atau pemimpin maupun bawahan yang paling rendah tingkatannya dianggap sebagai suatu panggilan yang dari Tuhan. Dan ketidakseriusan dalam suatu pekerjaan bukan hanya dianggap bersalah kepada raja atau pemimpin, tetapi terlebih kepada Tuhan. Sebaliknya jika bekerja dengan sungguh-sungguh bukan hanya mendapat upah dari sang tuan, melainkan upah yang dari Tuhan.
Merenungkan Kolose 3:23 ini, betul-betul menjadi suatu momentum yang baik untuk kembali merenungkan keberadaan kita saat ini di hadapan Tuhan. Terutama dengan perihal bagaimana cara kita menjalankan semua aktivitas kita selama ini. Ketika rasul Paulus mengatakan bahwa “segala sesuatu” harus kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Itu berarti bahwa seharusnya tidak satupun aktivitas/pekerjaan yang boleh kita anggap remeh. Entah itu pekerjaan besar, entah itu pekerjaan kecil. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus pun ia berpesan “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (I Kor 10: 31). Jika perkara makan dan minum saja Tuhan meminta kita melakukannya dengan sungguh-sungguh, apalagi pekerjaan yang menyangkut kehidupan banyak orang. 
Pertanyaannya bagi kita adalah: Lalu mengapa? Mengapa kita harus melakukan semuanya seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia? Untuk menjawab hal ini maka terlebih dahulu saya mengajak kita kembali merenungkan arti dari ungkapan “mempersembahkan hidup sebagai suatu persembahan” seperti yang dituliskan Paulus dalam Rom 12:1-2. Ungkapan itu mengandung makna bahwa sesungguhnya setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang sudah ditebus oleh Tuhan adalah suatu yang sangat berharga! Dan semuanya akan menjadi suatu persembahan kepada Tuhan. Artinya bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang baik maka itu akan diperhitungkan sebagai suatu persembahan yang baik. Sebaliknya jika kita melakukan sesuatu yang seadanya maka itu pun akan menjadi persembahan yang seadanya kepada Tuhan. Masalahnya, Tuhan tidak pernah meminta kita mempersembahkan sesuatu seadanya saja. Tetapi dengan segenap hati, segenap kekuatan, dan segenap akal budi kita. Amin...

                                                                        C. Pdt. Joki Manaek Manalu, S. Th
                                                                        Calon Pendeta di HKBP Pakpahan
                                                                        Ressort Pangaribuan, Distrik II Silindung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar