Sabtu, 15 November 2014

Hidup Dipimpin Roh - Tafsiran (Roma 8:1-17)

Hidup Dipimpin Roh (Roma 8: 1-17)
Tafsiran Hermeneutika Perjanjian Baru

Oleh : Joki Manaek Manalu
Mahasiswa STT-HKBP Pematangsiantar

I.          PENDAHULUAN
Kitab Roma adalah kitab pengajaran yang ditulis oleh Rasul Paulus, kitab ini merupakan suatu dokumen yang langka. Ada sesuatu yang terjadi yang menyebabkan Paulus untuk menulis surat ini.  Salah satu topik dalam surat ini mengenai “Hidup Dipimpin Roh”, dalam surat ini Paulus menekankan Hidup Dipimpin Roh, lalu apa itu Hidup Dipimpin Roh? Mengapa jemaat di Roma harus Hidup Dipimpin Roh?  Apakah yang terjadi di Roma pada waktu itu sehingga Paulus menulis surat ini? Apakah kita akan menerima kematian atau maut jika tidak Hidup Dipimpin Roh? Dan apapula implikasi yang kita dapatkan dari Hidup Dipimpin Roh sebagai orang Kristen pada masa sekarang ini? Memahami Kitab Roma berarti memahami Kekristenan, karena Surat Roma membentuk pengajaran Yesus menjadi dasar kebenaran bagi Gereja di segala zaman. Untuk itu penyanyi akan membahas topik ini, agar kiranya sajian ini dapat lebih memperlengkapi penyaji dan pembaca dalam memahami Hidup Dipimpin Roh.

II.       PEMBAHASAN TEKS
2.1  Penulis, Waktu dan Tempat
·         Penulis.
Bisa dipastikan Paulus adalah penulis kitab ini. Terlihat dari Salam pembukanya yang khas dalam pasal 1:1. Namun, dalam menuliskan surat ini, Paulus menggunakan tenaga oranglain sebagai penulis, dikarenakan Paulus mengalami penyakit “duri dalam daging” yang merupakan suatu kiasan dimana Paulus merasakan suatu sakit diibaratkan seperti duri dalam daging, dimana Paulus mengalami penglihatan yang kabur, sehingga bukan dia sendiri yang menuliskan Kitab Roma melainkan oleh bantuan Tertius (Roma 16:22).[1]
·         Waktu dan Tempat
Menurut Utley kemungkinan waktu dalam penulisan kitab Roma adalah sekitar tahun 56-58 Masehi.  Surat Roma adalah salah satu surat dari Perjanjian baru yang dapat dilacak tanggal penulisannya dengan cukup akurat. Hal ini dilakukan dengan mebandingkan Kisah Para Rasul 20:2 dst. Dengan Roma 15:17 dst. Kitab Roma barangkali ditulis di kota Korintus menjelang akhir perjalanan Paulus yang ke tiga, tepat sebelum ia berangkat ke Yerusalem.[2] Keadaan Paulus pada saat itu dimana orang-orang Yahudi bermaksud membunuhnya, sehingga Paulus terpaksa membatalkan pelayaran ke Siria dan mengambil jalan darat ke Filipi (700 km jalan kaki dari Korintus).[3] Sangat mendekati dengan waktu yang ditentukan oleh Duyverman, dimana dia merujuk pada bulan-bulan pertama tahun 57 dengan pertimbangan terhadap Kisah Para Rasul 20:6.[4]
2.2  Latar Belakang dan Tujuan Surat Roma[5]
Surat ini ditujukan Paulus kepada jemaat di Roma, karena pada waktu itu jemaat di Roma mendapat banyak tekanan dari orang Yahudi maupun orang-orang Roma sendiri, sehingga sering terjadi konflik. Oleh karena itu Paulus mengirimkan surat ke Roma untuk menasehati jemaat di Roma dalam menyikapi keadaan yang mereka alami. Adapun tujuan lain dari Paulus:
·         Untuk menggalang bantuan dana dalam perjalanan penginjilannya ke Spanyol. Paulus melihat bahwa pekerjaan kerasulannya di daerah Mediterania bagian timur sudah selesai. (bandingkan 15:20-23,28).
·         Untuk menangani permasalahan di gereja Roma antara orang Yahudi yang percaya dan orang Kafir yang percaya. Ini akibat dari pengusiran seluruh orang Yahudi dari wilayah Roma dan kembalinya mereka di kemudian hari. Pada saat itu pemimpin-pemimpin Yahudi-Kristen telah digantikan oleh pemimpin-pemimpin Kristen dari bangsa kafir.
·         Untuk memperkenalkan dirinya kepada gereja Roma. Ada banyak penolakan terhadap Paulus dari orang orang Yahudi di Yerusalem (kelompok Yahudi yang sesat, dan dari Orang-orang Kafir (Kolose, Efesus) yang mencoba untuk menggabungkan Injil dengan teori atau pengetahuan mereka (gnostik). Paulus dituduh sebagai penyebar ajaran baru yang berbahaya, menambahkan pengajaran Yesus secara bebas.

2.3  Struktur Kitab Roma
Adapun struktur dari Kitab Roma adalah sebagai berikut:
Pasal 1-8, mengenai masalah kebenaran
Pasal 9-11, berbicara mengenai masalah bangsa Yahudi
Pasal 12-15, mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis
Pasal 16, surat pengantar untuk Febe dan daftar nama orang-orang yang dikirimi salam oleh Paulus.[6]

2.4  Tafsiran
Untuk memahami tafsiran Roma 8: 1-17 ini, penyaji membuat tafsiran ayat per ayat dimana penyaji membagi tafsiran dalam beberapa topik, yaitu :
·         Ayat 1-4: Apa itu Hukum Roh? (hubungan antara kehidupan baru dalam Roh dengan karya Kristus).
Paulus memerintahkan orang Kristen supaya “Berjalan dalam Roh” artinya bukan berjalan dengan keinginan daging. Kewajiban orang Kristen sebagai orang percaya agar berjalan dalam hidup baru. Jika kita hidup oleh Roh, maka kita harus mengikut Roh, karena Yesus telah memerdekakan umatNya (kita) dari hukum dosa dan hukum maut. Ketika hukum disalahgunakan, maka hal itulah yang akan mebawa kematian. Hukum Taurat adalah baik, namun karena manusia lemah dan penuh dosa kedagingannya, Taurat menjadi “tidak memiliki kekuatan” sehingga Taurat tidak mampu dipenuhi manusia. Hukum kembali dinyatakan Allah didalam Roh melalui Yesus yang memiliki tubuh seperti manusia, maka Yesus telah menjadi satu dengan manusia supaya manusia tidak lagi jatuh kepada dosa didalam daging. Dimana Yesus telah menjadi suatu persembahan “karena dosa”, Yesus datang untuk mati, Dia yang tidak berdosa (tidak bercacat) tetapi menjadi suatu persembahan karena dosa. Dalam kata lain, tujuan Allah mengutus Yesus adalah untuk mewujudkan atau menyempurnakan Hukum Taurat. Tindakan penyelamatan Allah melalui Yesus adalah untuk menjaga Hukum Taurat, yang membedakan adalah bahwa yang mengalahkan dosa dan kelemahan daging manusia adalah “Roh” yaitu melalui Yesus. Sehingga Hukum Roh menjadi bagian dari persyaratan hukum yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berjalan didalam/dipimpin oleh Roh.[7]

·         Ayat 5-6 Hidup menurut daging dan hidup menurut Roh.
Kehadiran Yesus telah menggenapi persyaratan Perjanjian Lama dan melalui iman didalam Dia orang-orang percaya dibenarkan secara cuma-cuma. Paulus memisahkan antara “hidup menurut daging” dan “hidup menurut Roh”. Hidup menurut daging (lih. Galatia 5:19-21), sedangkan hidup menurut Roh (Lih. Galatia 5: 22-25). Orang Yahudi menyadari bahwa mata dan telinga adalah jendela dari dosa daging, dimana dosa dimulai dari kehidupan pemikiran.[8]
·         Ayat 7-11 Keyakinan bahwa orang percaya hidup dipimpin Roh
Paulus menjelaskan keterpisahkan manusia dengan Allah dalam beberapa hal perseteruan terhadap Allah (keinginan daging), tidak takluk pada hukum Allah, mati rohani yang menyebabkan kematian kekal. Manusia yang jatuh bukan karena tidak memilih untuk mengikut Allah, tetapi memang manusia tidak sanggup untuk mengikut Allah. Manusia tanpa Roh Kudus tidak akan mampu melakukan hal-hal rohani. Paulus menjelaskan orang-orang yang dipimpin atau hidup didalam Roh, berarti hidup didalam Kristus (karena didalam Roh artinya didalam Kristus). orang Kristen mengakui Trinitas, pribadi Trinitas harus ada didalam hidup orang percaya, yaitu didalam Bapa, Anak dan Roh.[9]


Ayat 12-17 Keyakinan menjadi Nasehat
Orang percaya masih harus berjuang melawan sifat-sifat kejatuhan yang lama. Dalam teks ini Paulus menganggap bahwa pembacanya di gereja Roma adalah orang Kristen yang hidup oleh Roh. Sebagai orang Kristen, manusia harus bersedia mati bagi dosa dan diri sendiri serta hidup bagi Allah. Jaminan hidup orang percaya dilihat dari gaya hidupnya sebagai orang Kristen, tetapi orang percaya tidak hidup dalam kehidupan barunya karena usahanya sendiri namun dipimpin oleh Roh dan menyerahkan diri sepenuhnya agar dikendalikan Roh. Roh menarik manusia kepada Kristus dan kemudian membentuk Kristus dalam hidup manusia. Kekristenan lebih dari sebuah keputusan, melainkan suatu proses pemuridan yang terus berlangsung yang diawali dari sebuah keputusan. Teks yang menunjuk pada “anak-anak Allah, dimana ayat 14 dalam bahasa Yunani huioi (anak laki-laki) digunakan dalam ayat 16 yaitu tekna (anak-anak) yang merupakan sinonim dalam konteks. Dalam penjelasan terhadap roh, Paulus menggunakan kata pneuma untuk menunjuk pada dirinya sendiri yang sifatnya menunjuk pada roh yang baru dalam Kristus dari manusia yang telah ditebus atau Roh Kudus. Orang percaya sekarang dapat datang kepada Allah dengan menggunakan darah Kristus, melalui Roh yang diam didalam kita dengan iman dan keyakinan teguh. Paulus menjelaskan, bukti dari keselamatan itu pandangan terhadap dunia yang telah diubahkan, hati yang diubahkan, gaya hidup yang diubahkan dan pengharapan yang diubahkan.
2.5  Skopus
Manusia tidak lagi mampu hidup hanya dengan Hukum Taurat, sehingga Allah menyempurkan Taurat melalui Roh yang diutus didalam Yesus Kristus, agar manusia Hidup Dipimpin Roh yaitu Yesus Kristus. Yesus yang telah mati bagi manusia telah menjadi suatu persembahan karena dosa manusia. Ketika Yesus mati demi dosa, maka disanalah juga dosa manusia ikut mati bersama Yesus. Sebagai orang percaya hendaklah hidup dipimpin oleh Roh yaitu Yesus Kristus, dengan Hidup didalam Roh maka setiap orang akan memperoleh kehidupan baru dengan kesediaan supaya hidup orang percaya dikendalikan oleh Roh bukan lagi oleh daging serta mampu menghindarkan hidup menurut daging (Gal. 5:19-21), melainkan mengenal dan melakukan hidup menuruh Roh (Gal. 5: 22-25).


2.6  Mengenal Peran Roh Kudus (Topik Tambahan/Revisi):
·         Peran Roh Kudus
Penggunaan “Roh Kudus” untuk menyebutkan suatu pribadi terdapat dalam kitab Roma (5:5; 9:1; 14:17; 15:13,16). Dalam PL dikenal dengan “Roh Allah”, berasal dari kata Ruakh adalah suatu kekuatan yang menggenapkan maksud YHWH, namun dalam PL tidak ada suatu petunjuk yang menyatakan suatu pribadi. Bahwa dalam PB “Roh Kudus” dapat digambarkan dalam suatu kepribadian dengan peran sebagai berikut:[10]
1.      Roh Kudus tidak dapat dihujat (Matius 12:31; Markus 3:29)
2.      Roh Kudus Mengajar (Lukas 12:12; Yohanes 14:26)
3.      Roh Kudus menjadi saksi (Yohanes 15:26)
4.      Roh Kudus menegur dan membimbing (Yohanes 16:7-15)
5.      Roh Kudus adalah jaminan bagi manusia (Efesus 1:14)
6.      Roh Kudus bisa berduka (Efesus 4:30)
·         Peran Manusia
Manusia adalah penerima dari Roh Kudus, yang menjadi penting adalah apakah manusia itu mau menggunakan Roh Kudus yang telah diberikan bagi manusia? Karena orang-orang yang telah menerima Roh Kudus akan mampu memahami apa yang sebelumnya mereka tidak pahami menjadi dapat dipahami. Keberadaan Roh juga mengimplementasikan proses kelahiran kembali, serta Roh Kudus yang memastikan bagaimana seorang Kristen mengetahui bahwa dirinya milik Kristus. yang menjadi perbedaan antara manusia yaitu, manusia yang percaya memiliki Roh Kudus, sedangkan orang tidak percaya tidak memiliki Roh Kudus dengan memiliki Roh Kudus, maka manusia menjadi bagian milik Allah.[11]

2.7  Refleksi
Kita sebagai orang Kristen, sekarang telah hidup dibawah Hukum Roh yang telah memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut. Dapat disimpulkan, bahwa dosa berkuasa hingga Kristus datang, dan sekarang kita hidup dalam kasih karunia yang dihadirkan melalui Roh Kristus. Ada beberapa hal yang penyaji dapat sampaikan sebagai refleksi terhadap sajian ini, dengan Hidup Dipimpin Roh maka:

·         Manusia/Kita dimerdekakan dari tuntutan Hukum
 Yesus yang telah mati di kayu salib telah mengubah hidup kita menjadi lebih berarti, dimana kita telah dilepaskan dari tuntutan hukum melalui Yesus yang tidak mengenal dosa namun menjadi persembahan atas dosa kita. Oleh karena tindakan Yesus kita bebas dari penghukuman yang kekal.
·         Dimerdekakan dari Hukum Dosa/Maut
Kita sebagai orang percaya yang dimana Roh Tuhan yang ada di dalam kita melalui karya penebusan-Nya, telah memberikan kepada kita hidup dan kemerdekaan atas hukum dosa dan maut.
·         Penuh Damai Sejahtera
Kita yang telah hidup dipimpin Roh harus mengetahui keinginan Roh, yaitu Damai Sejahtera. Maka kita harus hidup dengan memiliki Damai Sejahtera sebagai tanda kita hidup dipimpin Roh.
·         Mati terhadap diri sendiri
Kita tidak bisa hidup kudus tanpa Roh Kudus. Kita adalah orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan, Sebab itu kita butuh Roh Kudus untuk memimpin kita di dalam kekudusan. Dan oleh kuasa Roh, kita bisa melawan segala bentuk pikiran buruk yang selama ini bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Sebagai orang Kristen, kita tentu merindukan hidup yang penuh dengan kemenangan karena kuasa Roh Kudus menyertai kita. Kita rindu agar kuasa Roh Kudus dapat selalu kita rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga agar kuasa Roh Kudus terus ada dalam hidup kita ? Kita harus senantiasa mematikan keinginan daging kita, kalau kita masih terus hidup dalam dosa dan membiarkan hidup kita selalu berkompromi terhadap dosa, maka hidup kita tidak akan pernah dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Kudus tidak mau berdiam di dalam hidup orang yang tidak kudus, karena hidup kita adalah baitNya. Marilah kita saling mengingatkan satu dengan yang lain dan menjadi motivator agar kita dapat terus menjaga kekudusan hidup kita.

III.    PENUTUP
Demikianlah hasil sajian yang dapat penyaji paparkan mengenai Hidup dipimpin Roh, sekarang kita telah disempurkan sebagai orang-orang yang dikasihi Allah agar kita Hidup Dipimpin Roh. Kiranya sajian ini semakin memperkaya dan semakin memperlengkapi kita dalam memaknai hidup kita yang dipimpin oleh Roh dan kita semakin dimampukan dalam melakukan segala sesuatu menurut keinginan Roh. Tuhan Memberkati.



[1] Bob Utley, Kumpulan Komentari Panduan Belajar, Bible Lessons International, Marshall, Texas: 2010. Hlm.2
[2] Bob Utley, Kumpulan Komentari Panduan Belajar, Bible Lessons International, Marshall, Texas: 2010. Hlm.2
[3] Van den End, Tafsiran Alkitab Surat Roma, (Jakarta:BPK-GM,2008) hlm.3
[4] M. E. Duyverman, Pembimbng ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta:BPK-GM,2012) hlm.95
[5] Bob Utley, Kumpulan Komentari Panduan Belajar, Bible Lessons International, Marshall, Texas: 2010. Hlm.4
[6] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari – Roma, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia,1986),hlm. 9-21.
[7] James. D. G. Dunn, The Theology of Paul the Apostle, Edinburg: T&T CLARK. 1998.hlm. 642-646
[8] Bob Utley, Kumpulan Komentari Panduan Belajar, Bible Lessons International, Marshall, Texas: 2010. Hlm.149
[9] Bob Utley, Kumpulan Komentari Panduan Belajar, Bible Lessons International, Marshall, Texas: 2010. Hlm.149-151
[10] Bob Utley, Kumpulan Komentari Panduan Belajar, Bible Lessons International, Marshall, Texas: 2010.hlm.165
[11] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia,2008), hlm. 186-188

Tidak ada komentar:

Posting Komentar