Hidup Dipimpin Roh (Roma 8: 1-17)
Tafsiran Hermeneutika Perjanjian Baru
Oleh : Joki Manaek Manalu
Mahasiswa STT-HKBP Pematangsiantar
I.
PENDAHULUAN
Kitab
Roma adalah kitab pengajaran yang ditulis oleh Rasul Paulus, kitab ini
merupakan suatu dokumen yang langka. Ada sesuatu yang terjadi yang menyebabkan
Paulus untuk menulis surat ini. Salah
satu topik dalam surat ini mengenai “Hidup Dipimpin Roh”, dalam surat ini
Paulus menekankan Hidup Dipimpin Roh, lalu apa itu Hidup Dipimpin Roh? Mengapa jemaat
di Roma harus Hidup Dipimpin Roh? Apakah
yang terjadi di Roma pada waktu itu sehingga Paulus menulis surat ini? Apakah
kita akan menerima kematian atau maut jika tidak Hidup Dipimpin Roh? Dan
apapula implikasi yang kita dapatkan dari Hidup Dipimpin Roh sebagai orang
Kristen pada masa sekarang ini? Memahami Kitab Roma berarti memahami
Kekristenan, karena Surat Roma membentuk pengajaran Yesus menjadi dasar
kebenaran bagi Gereja di segala zaman. Untuk itu penyanyi akan membahas topik
ini, agar kiranya sajian ini dapat lebih memperlengkapi penyaji dan pembaca
dalam memahami Hidup Dipimpin Roh.
II.
PEMBAHASAN
TEKS
2.1 Penulis, Waktu dan Tempat
·
Penulis.
Bisa dipastikan Paulus adalah penulis kitab ini. Terlihat dari Salam
pembukanya yang khas dalam pasal 1:1. Namun, dalam menuliskan surat ini, Paulus
menggunakan tenaga oranglain sebagai penulis, dikarenakan Paulus mengalami
penyakit “duri dalam daging” yang merupakan suatu kiasan dimana Paulus
merasakan suatu sakit diibaratkan seperti duri
dalam daging, dimana Paulus mengalami penglihatan yang kabur, sehingga
bukan dia sendiri yang menuliskan Kitab Roma melainkan oleh bantuan Tertius
(Roma 16:22).
·
Waktu
dan Tempat
Menurut Utley
kemungkinan waktu dalam penulisan kitab Roma adalah sekitar tahun 56-58 Masehi.
Surat Roma adalah salah satu surat dari
Perjanjian baru yang dapat dilacak tanggal penulisannya dengan cukup akurat.
Hal ini dilakukan dengan mebandingkan Kisah Para Rasul 20:2 dst. Dengan Roma
15:17 dst. Kitab Roma barangkali ditulis di kota Korintus menjelang akhir
perjalanan Paulus yang ke tiga, tepat sebelum ia berangkat ke Yerusalem.
Keadaan Paulus pada saat itu dimana orang-orang Yahudi bermaksud membunuhnya,
sehingga Paulus terpaksa membatalkan pelayaran ke Siria dan mengambil jalan darat
ke Filipi (700 km jalan kaki dari Korintus).
Sangat mendekati dengan waktu yang ditentukan oleh Duyverman, dimana dia
merujuk pada bulan-bulan pertama tahun 57 dengan pertimbangan terhadap Kisah
Para Rasul 20:6.
2.2 Latar Belakang dan Tujuan Surat
Roma
Surat ini ditujukan Paulus kepada jemaat
di Roma, karena pada waktu itu jemaat di Roma mendapat banyak tekanan dari
orang Yahudi maupun orang-orang Roma sendiri, sehingga sering terjadi konflik.
Oleh karena itu Paulus mengirimkan surat ke Roma untuk menasehati jemaat di
Roma dalam menyikapi keadaan yang mereka alami. Adapun tujuan lain dari Paulus:
·
Untuk menggalang bantuan
dana dalam perjalanan penginjilannya ke Spanyol. Paulus melihat bahwa pekerjaan
kerasulannya di daerah Mediterania bagian timur sudah selesai. (bandingkan
15:20-23,28).
·
Untuk menangani permasalahan
di gereja Roma antara orang Yahudi yang percaya dan orang Kafir yang percaya.
Ini akibat dari pengusiran seluruh orang Yahudi dari wilayah Roma dan
kembalinya mereka di kemudian hari. Pada saat itu pemimpin-pemimpin
Yahudi-Kristen telah digantikan oleh pemimpin-pemimpin Kristen dari bangsa
kafir.
·
Untuk memperkenalkan dirinya
kepada gereja Roma. Ada banyak penolakan terhadap Paulus dari orang orang Yahudi
di Yerusalem (kelompok Yahudi yang sesat, dan dari Orang-orang Kafir (Kolose,
Efesus) yang mencoba untuk menggabungkan Injil dengan teori atau pengetahuan
mereka (gnostik). Paulus dituduh sebagai penyebar ajaran baru yang berbahaya,
menambahkan pengajaran Yesus secara bebas.
2.3 Struktur Kitab Roma
Adapun struktur dari Kitab Roma
adalah sebagai berikut:
Pasal 1-8, mengenai
masalah kebenaran
Pasal 9-11, berbicara
mengenai masalah bangsa Yahudi
Pasal 12-15, mengenai
masalah-masalah kehidupan yang praktis
Pasal 16, surat
pengantar untuk Febe dan daftar nama orang-orang yang dikirimi salam
oleh Paulus.
2.4 Tafsiran
Untuk memahami
tafsiran Roma 8: 1-17 ini, penyaji membuat tafsiran ayat per ayat dimana
penyaji membagi tafsiran dalam beberapa topik, yaitu :
·
Ayat 1-4: Apa
itu Hukum Roh? (hubungan antara kehidupan baru dalam Roh dengan karya Kristus).
Paulus
memerintahkan orang Kristen supaya “Berjalan dalam Roh” artinya bukan berjalan
dengan keinginan daging. Kewajiban orang Kristen sebagai orang percaya agar
berjalan dalam hidup baru. Jika kita hidup oleh Roh, maka kita harus mengikut
Roh, karena Yesus telah memerdekakan umatNya (kita) dari hukum dosa dan hukum
maut. Ketika hukum disalahgunakan, maka hal itulah yang akan mebawa kematian.
Hukum Taurat adalah baik, namun karena manusia lemah dan penuh dosa kedagingannya,
Taurat menjadi “tidak memiliki kekuatan” sehingga Taurat tidak mampu dipenuhi
manusia. Hukum kembali dinyatakan Allah didalam Roh melalui Yesus yang memiliki
tubuh seperti manusia, maka Yesus telah menjadi satu dengan manusia supaya
manusia tidak lagi jatuh kepada dosa didalam daging. Dimana Yesus telah menjadi
suatu persembahan “karena dosa”, Yesus datang untuk mati, Dia yang tidak
berdosa (tidak bercacat) tetapi menjadi suatu persembahan karena dosa. Dalam
kata lain, tujuan Allah mengutus Yesus adalah untuk mewujudkan atau
menyempurnakan Hukum Taurat. Tindakan penyelamatan Allah melalui Yesus adalah
untuk menjaga Hukum Taurat, yang membedakan adalah bahwa yang mengalahkan dosa
dan kelemahan daging manusia adalah “Roh” yaitu melalui Yesus. Sehingga Hukum
Roh menjadi bagian dari persyaratan hukum yang harus dilakukan oleh orang-orang
yang berjalan didalam/dipimpin oleh Roh.
·
Ayat 5-6 Hidup menurut
daging dan hidup menurut Roh.
Kehadiran
Yesus telah menggenapi persyaratan Perjanjian Lama dan melalui iman didalam Dia
orang-orang percaya dibenarkan secara cuma-cuma. Paulus memisahkan antara
“hidup menurut daging” dan “hidup menurut Roh”. Hidup menurut daging (lih.
Galatia 5:19-21), sedangkan hidup menurut Roh (Lih. Galatia 5: 22-25). Orang
Yahudi menyadari bahwa mata dan telinga adalah jendela dari dosa daging, dimana
dosa dimulai dari kehidupan pemikiran.
·
Ayat 7-11
Keyakinan bahwa orang percaya hidup dipimpin Roh
Paulus
menjelaskan keterpisahkan manusia dengan Allah dalam beberapa hal perseteruan terhadap
Allah (keinginan daging), tidak takluk pada hukum Allah, mati rohani yang
menyebabkan kematian kekal. Manusia yang jatuh bukan karena tidak memilih untuk
mengikut Allah, tetapi memang manusia tidak sanggup untuk mengikut Allah.
Manusia tanpa Roh Kudus tidak akan mampu melakukan hal-hal rohani. Paulus
menjelaskan orang-orang yang dipimpin atau hidup didalam Roh, berarti hidup
didalam Kristus (karena didalam Roh artinya didalam Kristus). orang Kristen
mengakui Trinitas, pribadi Trinitas harus ada didalam hidup orang percaya,
yaitu didalam Bapa, Anak dan Roh.
Ayat
12-17 Keyakinan menjadi Nasehat
Orang
percaya masih harus berjuang melawan sifat-sifat kejatuhan yang lama. Dalam
teks ini Paulus menganggap bahwa pembacanya di gereja Roma adalah orang Kristen
yang hidup oleh Roh. Sebagai orang Kristen, manusia harus bersedia mati bagi
dosa dan diri sendiri serta hidup bagi Allah. Jaminan hidup orang percaya
dilihat dari gaya hidupnya sebagai orang Kristen, tetapi orang percaya tidak
hidup dalam kehidupan barunya karena usahanya sendiri namun dipimpin oleh Roh
dan menyerahkan diri sepenuhnya agar dikendalikan Roh. Roh menarik manusia
kepada Kristus dan kemudian membentuk Kristus dalam hidup manusia. Kekristenan
lebih dari sebuah keputusan, melainkan suatu proses pemuridan yang terus
berlangsung yang diawali dari sebuah keputusan. Teks yang menunjuk pada
“anak-anak Allah, dimana ayat 14 dalam bahasa Yunani huioi (anak laki-laki) digunakan dalam ayat 16 yaitu tekna (anak-anak) yang merupakan sinonim
dalam konteks. Dalam penjelasan terhadap roh,
Paulus menggunakan kata pneuma untuk
menunjuk pada dirinya sendiri yang sifatnya menunjuk pada roh yang baru dalam
Kristus dari manusia yang telah ditebus atau Roh Kudus. Orang percaya sekarang
dapat datang kepada Allah dengan menggunakan darah Kristus, melalui Roh yang
diam didalam kita dengan iman dan keyakinan teguh. Paulus menjelaskan, bukti
dari keselamatan itu pandangan terhadap dunia yang telah diubahkan, hati yang
diubahkan, gaya hidup yang diubahkan dan pengharapan yang diubahkan.
2.5 Skopus
Manusia tidak
lagi mampu hidup hanya dengan Hukum Taurat, sehingga Allah menyempurkan Taurat
melalui Roh yang diutus didalam Yesus Kristus, agar manusia Hidup Dipimpin Roh
yaitu Yesus Kristus. Yesus yang telah mati bagi manusia telah menjadi suatu
persembahan karena dosa manusia. Ketika Yesus mati demi dosa, maka disanalah
juga dosa manusia ikut mati bersama Yesus. Sebagai orang percaya hendaklah
hidup dipimpin oleh Roh yaitu Yesus Kristus, dengan Hidup didalam Roh maka
setiap orang akan memperoleh kehidupan baru dengan kesediaan supaya hidup orang
percaya dikendalikan oleh Roh bukan lagi oleh daging serta mampu menghindarkan hidup menurut daging (Gal. 5:19-21),
melainkan mengenal dan melakukan hidup
menuruh Roh (Gal. 5: 22-25).
2.6 Mengenal Peran Roh Kudus (Topik Tambahan/Revisi):
·
Peran
Roh Kudus
Penggunaan
“Roh Kudus” untuk menyebutkan suatu pribadi terdapat dalam kitab Roma (5:5;
9:1; 14:17; 15:13,16). Dalam PL dikenal dengan “Roh Allah”, berasal dari kata Ruakh adalah suatu kekuatan yang
menggenapkan maksud YHWH, namun dalam PL tidak ada suatu petunjuk yang
menyatakan suatu pribadi. Bahwa dalam PB “Roh Kudus” dapat digambarkan dalam
suatu kepribadian dengan peran sebagai berikut:
1. Roh
Kudus tidak dapat dihujat (Matius 12:31; Markus 3:29)
2. Roh
Kudus Mengajar (Lukas 12:12; Yohanes 14:26)
3. Roh
Kudus menjadi saksi (Yohanes 15:26)
4. Roh
Kudus menegur dan membimbing (Yohanes 16:7-15)
5. Roh
Kudus adalah jaminan bagi manusia (Efesus 1:14)
6. Roh
Kudus bisa berduka (Efesus 4:30)
·
Peran
Manusia
Manusia adalah penerima dari Roh
Kudus, yang menjadi penting adalah apakah manusia itu mau menggunakan Roh Kudus
yang telah diberikan bagi manusia? Karena orang-orang yang telah menerima Roh
Kudus akan mampu memahami apa yang sebelumnya mereka tidak pahami menjadi dapat
dipahami. Keberadaan Roh juga mengimplementasikan proses kelahiran kembali,
serta Roh Kudus yang memastikan bagaimana seorang Kristen mengetahui bahwa
dirinya milik Kristus. yang menjadi perbedaan antara manusia yaitu, manusia
yang percaya memiliki Roh Kudus, sedangkan orang tidak percaya tidak memiliki
Roh Kudus dengan memiliki Roh Kudus, maka manusia menjadi bagian milik Allah.
2.7 Refleksi
Kita sebagai
orang Kristen, sekarang telah hidup dibawah Hukum Roh yang telah memerdekakan
kita dari hukum dosa dan maut. Dapat disimpulkan, bahwa dosa berkuasa hingga
Kristus datang, dan sekarang kita hidup dalam kasih karunia yang dihadirkan
melalui Roh Kristus. Ada beberapa hal yang penyaji dapat sampaikan sebagai
refleksi terhadap sajian ini, dengan Hidup Dipimpin Roh maka:
·
Manusia/Kita dimerdekakan dari tuntutan
Hukum
Yesus yang telah mati di kayu salib telah
mengubah hidup kita menjadi lebih berarti, dimana kita telah dilepaskan dari
tuntutan hukum melalui Yesus yang tidak mengenal dosa namun menjadi persembahan
atas dosa kita. Oleh karena tindakan Yesus kita bebas dari penghukuman yang
kekal.
·
Dimerdekakan dari Hukum Dosa/Maut
Kita sebagai orang percaya yang dimana Roh Tuhan yang ada di
dalam kita melalui karya penebusan-Nya, telah memberikan kepada kita hidup dan
kemerdekaan atas hukum dosa dan maut.
·
Penuh Damai Sejahtera
Kita yang telah hidup dipimpin Roh harus mengetahui keinginan
Roh, yaitu Damai Sejahtera. Maka kita harus hidup dengan memiliki Damai
Sejahtera sebagai tanda kita hidup dipimpin Roh.
·
Mati terhadap diri sendiri
Kita tidak bisa hidup kudus tanpa Roh Kudus. Kita
adalah orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan, Sebab itu kita butuh
Roh Kudus untuk memimpin kita di dalam kekudusan. Dan oleh kuasa Roh, kita bisa
melawan segala bentuk pikiran buruk yang selama ini bertentangan dengan
kehendak Tuhan.
Sebagai orang
Kristen, kita tentu merindukan hidup yang penuh dengan kemenangan karena kuasa Roh
Kudus menyertai kita. Kita rindu agar kuasa Roh Kudus dapat selalu kita rasakan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga
agar kuasa Roh Kudus terus ada dalam hidup kita ? Kita harus senantiasa
mematikan keinginan daging kita, kalau kita masih terus hidup dalam dosa dan
membiarkan hidup kita selalu berkompromi terhadap dosa, maka hidup kita tidak
akan pernah dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Kudus tidak mau berdiam di dalam hidup
orang yang tidak kudus, karena hidup kita adalah baitNya. Marilah kita saling
mengingatkan satu dengan yang lain dan menjadi motivator agar kita dapat terus
menjaga kekudusan hidup kita.
III.
PENUTUP
Demikianlah
hasil sajian yang dapat penyaji paparkan mengenai Hidup dipimpin Roh, sekarang kita telah disempurkan sebagai
orang-orang yang dikasihi Allah agar kita Hidup Dipimpin Roh. Kiranya sajian
ini semakin memperkaya dan semakin memperlengkapi kita dalam memaknai hidup
kita yang dipimpin oleh Roh dan kita semakin dimampukan dalam melakukan segala
sesuatu menurut keinginan Roh. Tuhan Memberkati.