BAHAN SERMON HKBP PALEMBANG RESSORT
PALEMBANG
Minggu XVII DUNG
TRINITATIS
Epistel : 5 Musa 16 : 18 - 20
“MANGOLU DI BAGASAN
HASINTONGAN DOHOT HATIGORAN NI KRISTUS”
HIDUP DALAM KEBENARAN DAN KEADILAN KRISTUS
I. Pendahuluan
Keadilan merupakan hak bagi setiap orang, keadilan yang menyangkut
keamanan, kesejahteraan, ekonomi, politik bahkan menyangkut peribadahan. Ketika
keadilan tidak dijalankan dengan benar, maka penindasan telah berlangsung
disana. Kitab Ulangan yang merupakan buku pengajaran iman yang berisikan hukum kehidupan
yang mengatur dan mengarahkan umat Israel selama dalam perjalanan menuju
Kanaan. Dalam hukum kehidupan itu berpusat pada pemerintahan teokrasi. Otoritas tertinggi umat Israel
berpusat pada Allah yang mengatur hukum moral bahkan pemerintahan di masa itu
didasarkan pada Taurat yang diterima bangsa Israel dari Allah. Dalam Ulangan 16
ini, Musa yang memimpin umat Israel bertindak juga sebagai hakim kepala dan
Allah memerintahkan Musa untuk mengangkat hakim-hakim lain untuk membantunya
menjalankan keadilan sesuai hukum yang berasal dari Allah. Dimana keadilan
merupakan salah satu bagian dari hukum atau perintah Allah yang harus dilakukan
dan ditegakkan.
II. Penjelasan Nats
Perintah Allah kepada Musa untuk mengangkat para hakim di Israel, ketika
berbagai penindasan dan ketidakadilan di tengah-tengah kehidupan umat Israel
ketika itu. Penindasan dan ketidakadilan bertentangan dengan kasih dan
kebenaran Allah. Dalam nats Ulangan 16 ini, ada 3 hal yang menjadi pedoman yang
harus dipegang oleh para hakim yang diangkat oleh Musa :
·
Janganlah
memutarbalikkan keadilan / ndang jadi
papeolonmu uhum
·
Janganlah
memandang bulu / ndang jadi marnida bohi
·
Janganlah
menerima suap / ndang jadi jaloon sisip
siapa yang berusaha memutarbalikkan keadilan oleh karena menerima suap
sehingga mengadili dengan mempermainkan standar kebenaran, itu merupakan bagian
dari pelangganran yang melawan Allah. Oleh karenanya para hakim pengadil harus
mampu menjaga diri untuk tidak menerima suap sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan
perkataan orang-orang yang benar (ayat 19), karena para hakim pengadil
mewakili Allah dalam melaksanakan keadilan, untuk itu para hakim pengadil harus
tunduk pada otoritas Allah. Hakim pengadil bertanggungjawab atas keadilan dalam
kehidupan umat Israel.
Ketika keadilan tidak berjalan dalam kebenaran, maka akan banyak terjadi
permasalahan dan konflik di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dalam 1
Timotius 6 : 10 dikatakan “Karena akar
segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang
telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai dirinya dengan
berbagai-bagai duka”, ketika suap telah berjalan bagi para hakim pengadil,
maka kebenaran dan keadilan tidak lagi memiliki kekuatan. Untuk itulah para
hakim pengadil juga harus meyadari keterbatasannya, Tuhan tidak ingin seseorang
mengambil keputusan yang salah hanya karena ketidakmampuannya, apalagi jika
karena suap dan keberpihakan.
Ketidakadilan juga sering terjadi karena tindakan yang dilakukan berpihak
/ marnida bohi. Perilaku keberpihakan
terjadi karena adanya ikatan emosional atau hubungan yang mengikat (keluarga,
marga, profesi), sehingga melupakan Allah sebagai sumber dari keadilan. Untuk itulaah
Firman Tuhan dalam Ulangan 16 : 18-20 menekankan agar setiap umat Allah secara
khusus hakim pengadil menjalankan dan menegakkan keadilan.
III. Refleksi
Dalam kehidupan kita saat ini, baik kehidupan berbangsa dan bernegara
hingga kehidupan beragama, banyak masalah ketidakadilan yang kita hadapi.
Begitu sulitnya saat ini masyarakat mendapatkan keadilan dari pemerintah dan
penegak hukum. Ketidakadilan yang menyangkut suap dan keberpihakan dalam
kehidupan kita manusia. Ketidakdilan dalam pengadilan, karena hakim yang dapat
disuap, ketidakadilan dalam keluarga/rumahtangga (sikap orangtua terhadap anak),
ketidakadilan atas sulitnya orang-orang Kristen mendirikan rumah ibadah, hingga
ketidakadilan yang juga terjadi di dalam jemaat. Tentunya sebagai parhalado dan
pelayan bagi umat Allah, jangalah memutarbalikkan kebenaran terhadap suatu
masalah yang dihadapi jemaat, janganlah pelayanan kepada jemaat mangida bohi, ala namora pintor sigop hita parhalado manghobasi, jika keadilan
itu sendiri tidak berangkat dari dalam gereja sebagai Tubuh Kristus, berarti
kita sebagai parhaladao telah melawan
perintah/parsuruon ni Debata untuk menghidupi dan
menjalankan kebenaran dan keadilan yang berasal dari Allah.
Kita sebagai orang percaya, dituntut untuk melakukan keadilan dalam kehidupan
kita masing-masing, karena Allah telah memberikan tanggungjawab itu kepada
setiap orang percaya. Adillah hakim dalam menjatuhkan hukuman, adillah polisi
dalam menjalankan tugasnya, adillah guru dalam mendidik muridnya, adillah pimpinan terhadap bawahannya, adillah
orangtua terhadap anak-anaknya, dan adillah Pandita
dohot Parhalado melayani jemaat yang telah dititipkan Tuhan untuk dilayani
para hambaNya, tidak pandang bulu apalagi menerima suap. Agar kehidupan jemaat
benar-benar bertumbuh dan berakar dalam kebenaran dan keadilan dari Allah dalam
Kristus Yesus. Amin. J.M.M